Bukan berarti masalah
pada kulit kepala tetapi komunitas yang satu ini adalah singkatan dari Kelompok
Tempat Orang Muda Berkreasi (KETOMBE). Siapa yang tidak kenal dengan Ketombe
Autoclub, komunitas ini terbentuk di Jakarta pada tahun 1997 yang eksistensinya
sudah lebih dari dua dasawarsa tersebut, virus Ketombe sudah menjalar ke
kota-kota besar di Indonesia.
Seperti halnya
anak-anak muda Jogja yang gemar dengan lingkup otomotif khususnya mobil. Mereka
berkeinginan untuk mendirikan sebuah komunitas mobil sebagai wadah untuk
menampung aspirasi sekaligus menyalurkan hobi. Tepatnya pada tanggal 2
September 2007 di Kaliurang, Jogjakarta yang dihadiri oleh 10 orang dengan misi
dan visi yang sama.
Foto : Dok.gettinlow.com |
Berangkat dari situ maka di deklarasikan nama Ketombe Autoclub cabang Jogjakarta. “Awal mula Ketombe di Jogja karena dari 10 orang itu diantaranya ada yang pernah menjadi anggota Ketombe Jakarta, didasari pengalaman yang mereka miliki maka kita sepakat dengan nama Ketombe Autoclub cabang Jogjakarta, “papar Ian Afrian selaku ketua umum.
Layaknya anggota Ketombe
Jakarta, anak-anak muda Jogya yang tergabung di dalamnya juga memiliki karakter
yang hampir sama. Sikap kebersamaan selalu dijunjung dan selalu memiliki nilai
kreatifitas demi mengukir prestasi. Beberapa kegiatan bersifat internal maupun
eksternal kerap kali dilakukan. Rutinitas yang dilakukan demi menggalang
persatuan sesama anggota, sekaligus agar lebih dikenal keberadaannya.
Wajib hukumnya setiap
anggota berkumpul di pelataran parkir kampus UGM Fakultas Ekonomi. Lalu
malamnya dilanjutkan konvoi dengan mengambil rute seputaran jalan Solo.
“Seperti konvoi, nongkrong di alun-alun, main futsal serta bilyar. Selain itu
kegiatan yang bersifat sosial seperti bakti sosial pun sering kami lakoni. Kami
juga mendirikan sebuah bengkel khusus untuk para anggota, “ungkap Ian.
Bengkel tersebut
melayani pengerjaan eksterior, interior, menyediakan perlengkapan aksesoris hingga
cuci mobil. Setiap anggota yang menikmati jasa layanan bengkel diberikan
potongan harga sebesar 20%. Uniknya, total keuntungan digunakan untuk
mensponsori anggota yang ingin ikut kontes maupun ajang otomotif lainnya.
Alhasil dengan berpartisipasi di ajang kontes modifikasi anggota Ketombe raih
penghargaan untuk kategori JDM (Japanesse
Domestic Market) pada pagelaran International
Automodified (IAM).
Foto : Dok.gettinlow.com |
Menurut Ian, animo pecinta otomotif di kota Gudeg ini perlahan-lahan mulai mengikuti arah perkembangan yang berlaku. Hal ini terbukti dengan keseriusannya untuk tetap berkreasi dan berpartisipasi di berbagai ajang. “Semua itu dilakukan demi membesarkan nama Ketombe Autoclub untuk terus berkreasi dan mengukir prestasi, “tutup Ian.
0 Komentar