Tidak semua pengendara memiliki pengetahuan mendalam tentang otomotif terutama mekanisasi kendaraan atau cara kerjanya. Apalagi bagi kaum hawa yang kesehariannya dekat dengan berkendara, seperti ibu yang mengantar jemput ke sekolah anak-anaknya, sopir taksi, hingga lady bikers. Meskipun memang aktivitas sehari-harinya banyak menggunakan kendaraan -baik roda empat maupun roda dua, namun para pengendara perempuan ini tidak semua paham tentang seluk beluk mesin kendaraan.
Namun setidaknya, ada hal-hal yang wajib diketahui untuk para pengendara perempuan, agar setidaknya berkendara mereka nyaman karena jauh dari perasaan was-was lantaran kondisi kendaraan mereka. Beberapa hal tentang mekanisasi kendaraan yang wajib dipahami secara mendasar adalah penggunaan bahan bakar dan cara membaca indikasinya, kemudian tentang tekanan ban dan masa berlakunya, pelumasan mesin, tentang kaki mobil, pendinginan mesin, dan kelistrikan. Artikel kali ini akan membahas tersendiri secara umum tentang bahan bakar.
Sebelum bicara soal cara membaca indikator bahan bakar (bagi yang kendaraannya belum EV atau kendaraan listrik), mari ketahui dulu tentang jenis bahan bakarnya. Ada jenis bahan bakar minyak (BBM) dengan angka kadar oktan tertinggi yaitu 95, kemudian oktan tinggi 92, dan oktan rendah 90. Sebelumnya bahkan ada kadar oktan 88 dan merupakan kadar yang paling rendah yang pernah ada di Indonesia. Kadar oktan yang tinggi, secara umum adalah jenis bahan bakar yang paling mudah terbakar. Namanya saja sudah bahan bakar, berarti memang sebuah bahan untuk membakar sesuatu.
1. Pembakaran
Nah, apa yang dibakar? Mobil atau motor bergerak dengan tenaga, sama seperti mahluk hidup. Bedanya, kalau tenaga mahluk hidup datang dari makanan, kemudian makanannya menghasilkan tenaga yang menggerakkan jantung dan otot sehingga mereka bisa bergerak. Sedangkan di kendaraan non EV, tenaga datang dari kolaborasi pembakaran BBM dengan komponen mesin yang bernama busi (spark). Busi mengeluarkan semacam percikan api seperti di kompor gas, kemudian disambut oleh BBM sehingga terjadilah pembakaran. Setelah pembakaran, akan ada dorongan sehingga kendaraan pun bergerak.
2. Pengapian
Abaikan dulu tentang bagaimana pembakaran itu kemudian bisa menggerakkan roda, sehingga bisa ngebut dan pelan, mari fokus dulu ke pengapian. Ada api yang muncul di mesin namun bukan api yang sebesar sampah yang dibakar apalagi kebakaran hutan. Api yang diperlukan untuk mendorong kendaraan tidak sebesar itu, namun bisa menghasilkan tenaga dorong. Nah, dari situlah kita bisa memahami fungsi dari angka kadar oktan yang besar dan kecil.
3. Akselerasi
Kalau angka kadar oktan besar yakni 95 maka dengan sekali percik api dari busi, terjadilah pembakaran besar yang lebih dari cukup, dari yang diperlukan kendaraan biasa untuk bergerak. Alhasil tenaga yang dihasilkan pun besar, dalam artian bila kita hanya sedikit menekan gas (pada mobil) atau menarik gas (pada motor), kendaraan sudah bisa bergerak cukup cepat di awal tarikan (akselerasi). "Banyak yang bilang, BBM dengan angka oktan tinggi akan membuat kendaraan jadi licah dan gesit. Tapi awas, mesin jadi mudah panas karena sifat oktan tinggi yang mudah terbakar," ungkap Iqbal Latif founder Coating Ambassador Jatibening Culture.
Sedangkan yang angka kadar oktan tinggi yakni 92, maka pembakaran yang terjadi tidak sebesar yang berkadar oktan tinggi tadi. Akselerasi kendaraan pun tidak secepat oktan 95, meski cukup untuk bergerak cepat. Kondisi mesin juga tidak terlalu cepat panas karena kemampuan terbakar oktan 92 bisa dibilang tidak berlebihan. Lalu untuk BBM dengan angka kadar oktan 90, tentunya akan menghasilkan pembakaran yang jauh lebih kecil dari angka kadar oktan 95. Alhasil akselerasi kendaraan lebih lambat, meski mampu menggerakkan roda untuk mulai berjalan.
Nah, dari pemahaman pembakaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jangan sampai salah mengisi jenis BBM ke kendaraan. Untuk kendaraan baru, biasanya kemampuan mesin akan lebih efektif bila diisi BBM dengan kadar oktan tinggi. Apalagi kendaraan baru yang jenisnya sport, tentunya memerlukan jenis BBM dengan angka oktan sangat tinggi seperti Pertamax Plus 95. Bila kendaraan sport tersebut dikasih BBM jenis oktan 90, maka yang terjadi -selain berakselerasi dengan sangat lambat, juga akan merusak komponen pendukung pembakaran dan akhirnya merusak kendaraan secara keseluruhan.
Sebaliknya, bila kendaraan bekas atau yang tipe jaman dulu (jadul), yang mekanisasi mesinnya masih belum serumit kendaraan masa kini, jangan dipaksakan dengan menggunakan BBM berkadar oktan tinggi. Karena tentunya temperatur mesin akan jadi terlalu panas dan pastinya akan merusak onderdil lain yang berkaitan. Ujung-ujungnya sama saja, kendaraan akhirnya menjadi rusak total dan harus diperbaiki dengan biaya yang tinggi.
0 Komentar